Dosis menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
adalah takaran
obat untuk sekali pakai (dimakan, diminum, disuntikkan, dan
penggunaan obat lainnya) dalam jangka waktu tertentu: atau ukuran pengobatan yg harus
diberikan untuk jangka waktu tertentu (pada penggunaan radiasi atau
penyinaran pada daerah atau bagian tubuh tertentu);
Dalam bidang fisika dosis merupakan jumlah energi atau
tenaga yang diberikan oleh zarah pengion kepada suatu satuan massa
bahan yang disinari atau diradiasi pada tempat yang diselidiki atau
diminati.
Ranitidine sendiri merupakan obat golongan antagonist
H2 yang berperan dalam penekanan sekresi asam lambung.
Selain kita harus mengetahui obat ranitidine untukapa, kita juga perlu dosis dari obat ranitidine. Dosis merupakan salah satu hal
yang cukup krusial, karena obat bukan makanan yang cara pakaianya ada
aturannnya. Bahkan makanan pun tidak baik kita makan secara sembarangan. Bila
kita ingin mencari video cara minum obat di youtube saya rasa banyak sekali. Kali
ini kita akan membahas obat ranitidine secara tulisan dalam artikel, nanti juga
akan disisipkan video agar kita lebih paham tentang obat ranitidine ini.
Makanan adalah sesuatu yang kita anggap aman untuk
kita makan bahkan sebanyak banyaknya tanpa adanya efek samping. Berbeda dengan
obat yang sebagian besar dari kita bertanya Tanya apa efek samping dari meminum
obat tertentu. Makanan adalah sesuatu yang kita butuhkan dan dapat kita
konsumsi sesuka kita.
Apa yang terjadi ketika kita makan berlebihan atau
makan terlalu banyak. Salah satu penyakit yang berhubungan dengan lambung
adalah GERD (Gastrointestinal Esofagitis Refluks diseases) penyakit / rasa
sakit karena naiknya makanan / asam lambung kembali ke esophagus. Apalagi
setelah makan kekenyangan dilanjutkan tidur, maka resiko terjadinya GERD
semakin tinggi.
Dijaman modern seperti sekarang banyak penyakit
penyakit yang disebut sebagai penyakit degenerative. Penyakit ini disebut sebut
timbul karena gaya hidup seseorang, salah satunya pola makan. Pola makan yang
salah, dalam jangka waktu yang lama juga bisa membuat timbulnya penyakit
tersebut. Salah satu penyakit yang termasuk dalam golongan degenerative adalah
penyakit gula (Diabetes) dan penyakit kolesterol.
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
memakan makanan perlu diatur sesuai kebutuhan tubuh, bukan sesuai keinginan
hati. Karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Begitu juga obat, ada
aturan pakai dosis yang diminum dan berapa kali obat itu diminum dalam sehari.
Bentuk Sediaan Obat ranitidine ada beberapa jenis
ranitidin dosis tablet, sirup dan injeksi. Ketiga sediaan diatas adalah dosis
yang umum digunakan di Negara kita Indonesia, di pasaran dunia obat ranitidine
lebih bervarisasi lagi jenisnya seperti ada ranitidine kapsul dan tablet
effervescent.
Berikut ini beberapa dosis sediaan ranitidine yang
beredar di Indonesia :
Ranitidine dosis tablet terdiri dari dosis 75 mg, 150mg
per tablet.
Ranitidine dosis kaplet memiliki dosis 300mg per
kapletnya.
Ranitidine dosis Sirup dengan dosis 75mg/5 ml, kemasan
sirup tersedia dalam 60mL, 100mL dan 150mL).
Ranitidin Injeksi, tersedia dalam dosis 25mg/mL,
sediaan ampul berisi 2 mL ranitidine.
Mengapa berbeda bentuk sediaan dosisnya berbeda,
mungkin ini menjadi pertanyaan di benak kita. Simak terus artikel sederhana ini
agar kita lebih paham, dan bila memang ada yang terlewat silahkan hubungi
melalui contact us ya.
Berbeda bentuk sediaan memiliki dosis sediaan yang
berbeda pula, hal ini sebenarnya lebih terkait dengan jenis sediaan dan kemudian
bahan dibentuk sediaan. Sebenarnya yang lebih berpengaruh adalah beda jalur
penggunaan akan berbeda dosis. Secara umum obat ranitidine diatas dibedakan
menjadi dua jalur yaitu oral dan parenteral.
Pada penggunaan oral dosis yang digunakan dalam sekali
minum relative sama. Dosis awal yang biasa digunakan pada penggunaan oral /
diminum adalah 150mg sekali minum. Pada ranitidine tablet dosis 150 mg, diminum
1 tablet sekali minum. Untuk sediaan tablet 75mg maka diminum 2 tablet sekali
minum. Sedangkan untuk bentuk sediaan ranitidine sirup diminum 2 sendok takar
sekali minum. Diminum 2 sendok takar sekali minum karena tiap sendok takarnya
(5mL) sirup mengandung 75 mg ranitidine.
Ranitidine Dosis 150 mg sekali minum biasanya
digunakan sebanyak 2 kali sehari, yaitu saat pagi hari dan malam hari. Pada
sediaan sirup perlu dua sendok takar (10ml) sekali minumnya. Sementara tablet
150mg 1 tablet sudah cukup sekali minum, sedangkan tablet 75 mg butuh 2 tablet
sekali minumnya.
Ada juga dosis 300mg tiap kapletnya yang pada kasus
tukak biasa diminum satu (1) kali sehari pada malam hari.
Untuk pemeliharaan tukak dosis ranitidine yang
digunakan dalam sehari cukup 150mg / hari diminum malam hari sebelum tidur.
Berbeda dengan tablet yang pada dosis umum dewasa
perlu dosis minimal 150mg tiap kali minumnya. Pada ranitidine dosis parenteral
sekali dosisnya / pakainya memerlukan dosis 50mg Ranitidine yang frekuensi
(jumlah) pemakaiannya dalam sehari 3 – 4 kali sehari atau setiap 6 – 8 jam
sekali.
Ranitidine dosis pada penyakit ulkus
(tukak) lambung dan duodenum
Pasien dengan penyakit tukak lambung dan duodenum
ringan memerlukan dosis ranitidine 150 mg 2 kali sehari, untuk dosis
pemeliharaan cukup150 mg 1 kali sehari yang diminum sebelum tidur malam.
Pasien anak berusia 1 bulan – 16 tahun, pada
penggunaan oral digunakan perhitungan dosis 2 – 4 mg/kgBeratbadan/hari. Dosis
tersebut dibagi menjadi 2 kali minum. Dosis maksimum sehari 300 mg. Sedangkan
untuk pemeliharaan dosis 2 – 4mg/kgbb diminum sekali sehari dengan dosis
maksimal seharinya 150mg.
Obat ranitidine injeksi Intravena pada anak digunakan
rumus perhitungan dosis 2 – 4 mg/kgBB/hari yang di gunakan sebanyak 3 – 4 kali
sehari, dengan dosis maksimal dalam sehari 150mg/hari.
Ranitidine dosis pada penyakit Refluk Gastroesofagus
dan esophagitis erosive
Pasien dengan penyakit esophagitis erosive menggunakan
sediaan 150 mg oral diminum 4 kali sehari, dengan dosis pemeliharaan 150mg 2 x
sehari.
Pasien dengan penyakit GERD meminum dosis oral 150mg
sebanyak 2 kali sehari. Dosis dan frekuensi dapat disesuaikan dan dapat
digunakan sampai dengan dosis 6gram sehari.
Pada pasien pediatric / anak usia 1 bulan hingga 16
tahun menggunakan perhitungan dosis oral 5 – 10 mg/kgbb yang dibagi menjadi 2
kali minum. Sediaan parenteral pada pasien anak digunakan melaui intravena (IV)
dengan perhitungan dosis 2-4mg/kg/hari setiap 6 – 8 jam. Dengan dosis maksimal
dalam sehari 150 mg.
Alternative lain ranitidine dapat digunakan secara infus
kontinu dengan dosis awal 1mg/kgBB/dosis untuk sekali dosis. Diikuti dengan
infus 0,08 – 0,17mg/kg/jam atau 2-4mg/kg/hari.
Ranitidine dosis pada penyakit
Infeksi Helicobakter pylori.
Eradikasi bakteri Helicobakter pylori dengan obat
ranitidine berdosis 150 mg sekali minum, dalam sehari minum ranitidine 2 kali.
Penyakit tukak dengan infeksi bakteri Helicobakter pylori membutuhkan terapi
kombinasi dengan kombinasi obat antibiotik dan beberapa obat anti tukak.
Ranitidine dosis untuk pasien yang tidak dapat
menggunakan oral
Digunakan obat ranitidine (IM) Intramuskular dengan
dosis 50 mg, diberikan setiap 6 – 8 jam. Atau digunakan obat ranitidin (IV)
IntraVena secara intermiten bolus atau infus : dengan dosis ranitidine 50 mg,
setiap 6 – 8 jam. Dosis ranitidine melalui Infus IV Kontinu sebesar 6,25
mg/jam.
Sediaan injeksi ranitidine dapat digunakan secara
intravena (IV) dan Intramuskular (IM). Untuk penggunaan jalur IM dapat
digunakan langsung tanpa pengenceran terlebih dahulu.
Untuk penggunaan secara IV (Intravena) perlu
pengenceran terlebih dahulu. Jalur IV sendiri terdiri dari pemberian IVP
(Intravena pyelogram) atau IVPB (Intravena piggy back) atau Infus IV kontinu.
Pemberian secara IVP (Intravena pyelogram), ranitidine
injeksi dosis 50mg harus diencerkan dengan normal saline (NaCl 0,9%) atau
dekstrosa dalam air hingga total cairan sebanyak 20ml. Pemberian secara IVP
selama minimal 5 menit.
Pemberian dosis ranitidine melalui IVPB selama 15 – 20
menit.
Pemberian ranitidine secara Infus IV kontinu diberikan
dengan kecepatan dosis 6,25mg/jam dan titrasi dosis didasarkan pada pH lambung
selama 24 jam.
untuk lebih memahami mengenai Ranitidine dosis pada tukak dan helicobakter simak video berikut ini
Selain untuk penyakit penyakit yang disebutkan
sebelumnya, ranitidine juga biasa digunakan untuk mengatasi tukak yang kambuh
setelah operasi, pendarahan saluran cerna bagian atas, pencegahan pneumonitis
aspirasi asam selama pembedahan dan pencegahan tukak yang disebabkan oleh
stress.
Dosis umum obat ranitidine sediaan oral sekitar 150mg
sekali minumnya. Sedangkan dosis ranitidin sediaan injeksi baik IM
(intramuscular) maupun IV (Intravena) sekitar 50mg setiap dosis pakainya.
Mungkin temen temen di google+ yang pernah
mempertanyakan mengapa dosis oral lebih besar dari dosis injeksi, sedangkan
obatnya sama sama ranitidin dapat memahami dari penjelasan artikel ini. Factor
yang cukup menentukan adalah jalur atau mekanisme mekanisme yang dilalui hingga
si obat mencapai peredaran darah.
Pada penggunaan obat oral ranitidine langkah langkah
yang harus obat lalui untuk mencapai peredaran darah cukup panjang. Selama
melewati perjalanan yang cukup panjang, tidak semua dosis obat yang diberikan
diawal sampai pada tempat aksinya. Sebagian dosis obat termetabolisme menjadi senyawa yang tidak
aktif atau terikat protein atau tereliminasi. Sehingga dosis oral umum dewasa
150mg sekali minum adalah dosis obat yang diminum dan memberikan efek.
Berbeda dengan sediaan oral, sediaan injeksi memiliki
langkah langkah yang dilalui menuju tempat aksinya lebih singkat. Apalagi
penggunaan secara intravena dimana obat langsung menuju peredaran darah untuk
kemudian di arahkan menuju tempat aksinya. Penggunaan jalur IM (Intramuskular)
sedikit lebih panjang langkahnya karena di serap di muscular (otot) terlebih
dahulu baru kemudian di teruskan menuju peredaran darah.
Dari penjelasan diatas kita akan mendapat gambaran
mengapa beda jumlah dosis ranitidine antara pemberian oral dan injeksi. Sediaan
oral dosisnya lebih besar karena memang melewati proses yang lebih panjang
menuju peredaran darah dan kemudian oleh peredaran darah dibawa menuju tempat
aksinya.
Penentuan dosis obat (ranitidine)
Bagaimana dosis obat ditentukan. Penentuan dosis obat dapat
dilakukan dengan melalukan titrasi dosis. Yang dimaksud dengan titrasi dosis
adalah dosis diberikan dan meningkat sedikit demi sedikit sampai efek terapi
yang diinginkan dicapai. Pada dosis 150 mg secara oral ini lah didapat efek
terapi yang optimal.
Biasanya penentuan dosis awalnya ditentukan pada
pengujian pada hewan uji seperti tikus, kelinci, mencit dan hewan lainnya. Pada
penentuan dosis pada hewan ini diuji dan ditentukan dosis terapi hingga dosis
letal. Dosis letal adalah dosis yang membahayakan hewan uji bahkan bisa sampai
mengakibatkan hewan uji tewas.
Pada tahap pengujian dosis pada hewan uji hasilnya masih
mentah tidak bisa langsung digunakan pada manusia. Perlu dilakukan konversi
dari dosis untuk hewan menjadi perkirakaan dosis untuk manusia.
Secara umum penelitian pengembangan penemuan obat
melalui dua tahap yaitu tahap preklinik dan tahap klinik.
Tahap preklinik dilakukan pada hewan uji sedangkan
pada tahap klinik dilakukan pada manusia.
Dari kedua tahap penelitian tersebut maka pada obat
yang telah lolos uji kita dapat mengetahui dosis lazim dari obat tersebut. Selain
itu kita juga akan tahu frekuensi pemberian obat berapa kali obat digunakan
untuk mendapatkan efek yang optimal. Informasi berapa dosis maksimal obat dapat
diberikan dalam sehari atau sekali minum pun juga akan diketahui
Pada tahap itu kita juga mengetahui mengenai efek
samping, interaksi, kontraindikasi obat.
Proses pengembangan obat baru ini merupakan proses
yang panjang dengan waktu yang tidak sebentar dan biaya yang tidak sedikit. Obat
yang lolos proses tahap preklinik belum tentu akan rilis, karena masih ada
tahap klinik yang harus dilalui. Karena diharapkan obat yang telah ada
dipasaran memiliki data yang lengkap dan tidak membahayakan bagi manusia.
Penyimpanan Obat
Agar obat yang telah berbentuk sediaan obat ini dapat
digunakan dengan baik dan efek obat dapat dirasakan sesuai takarannya maka
pengemasan dan penyimpanan obat perlu diperhatian.
Ada obat obat tertentu yang mengalami kerusakan karena
paparan cahaya matahari langsung. Ada obat yang harus di simpan pada suhu
tertentu agar dapat tetap stabil dan obat tetap efektif untuk digunakan. Atau dapat
disebut obat tersebut saat disimpan di suhu yang tidak sesuai dapat rusak.
Vial injeksi dalam hal ini injeksi ranitidine telah
dikemas sedemikian rupa sehingga menjaga injeksi obat ranitidine ini tetap
steril, karena sediaan injeksi adalah sediaan steril yang dimasukkan langsung
kedalam tubuh tanpa dicerna terlebih dahulu. Suhu penyimpanan sediaan vial
adalah antara 4 – 30 0C. vial juga disimpan ditempat yang terlindung
dari cahaya matahari langsung.
Sediaan sirup ranitidine di simpan di tempat bersuhu
sekitar 4 – 25 0C. Sediaan sirup telah diformulasikan agar obat
ranitidine ini stabil dalam air gula. Dan memberikan efek yang optimal. Tempat penyimpanan
sirup ranitidine di tempat yang terlindung dari cahaya matahari langsung.
Sediaan oral lainnya yang berbentuk padat yaitu tablet
atau kaplet baik disimpan pada suhu sekitar 15 – 300C. tempat
penyimpanna obat ranitidine tablet atau kaplet di tempat yang terlindung dari
paparan cahaya matahari langsung.
Dengan penyimpanan obat ranitidine yang sesuai, maka
dosis obat dalam sediaan terjaga sesuai label yang telah dilampirkan.