Manfaat
dapat diartikan sebagai guna; faedah ; laba; untung. Obat ranitidin adalah obat
yang termasuk golongan H2 Blocker. Dari mekanisme kerjanya obat memiliki
manfaat dalam hal yang berhubungan dengan asam lambung.
Asam lambung
sendiri merupakan zat yang dikeluarkan tubuh untuk membantu proses pencernaan.
Banyak jenis penyakit yang berhubungan dengan asam lambung ini. Sehingga
disitulah ranitidine mengambil peran didalamnya (kegunaan obat ranitidin untuk menekan produksi asam lambung)..
Sturktur
kimia asam lambung adalah HCl, yang merupakan gabungan H+( ion
hidrogen) dengan Cl (Klor). Salah satu dari kedua senyawa itu yang dihambat
akan membuat pembentukan HCl (asam lambung) berkurang / terhambat.
Tukak
merupakan salah satu penyakit yang umumnya diterapi menggunaakan obat ranitidine.
Ranitidine yang memiliki mekansime menekan asam lambung membuat keparahan tukak
berkurang dan secara berangsur angsur membantu penyembuhan tukak / borok di
dalam dinding lambung atau organ pencernaan lainnya. Gambaran mekanisme aksi obat dapat juga dilihat di pinterest.
Berikut
ini adalah beberapa manfaat dari obat ranitidine di kehidupan kita sehari hari.
Manfaat Obat Rantidine sebagai terapi
duodenum ulkus
Ulkus duodenum atau disebut juga ulkus / tukak
/ borok pada usus duabelas jari. Ulkus sendiri identik dengan adanya borok /
luka pada dinding lambung atau usus duabelasjari.
Letak duodenum berada pada bawah lambung,
lebih tepatnya merupakan saluran pencernaan setelah lambung. Makanan yang telah
dicerna di lambung kemudian diteruskan ke usus duabelas jari. Di dalam usus ini
terjadi penyerapan sari sari makanan.
Manfaat Obat Rantidine sebagai Eradikasi
Bakteri Helicobakter pylori.
Pengertian Eradikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Pemusnahan total bagian yang terserang penyakit atau seluruh
inang untuk membasmi suatu penyakit.
Untuk Eradikasi
Bakteri Helicobakter pylori dapat dimaknai pembasmian secara menyeluruh / total
bakteri Helicobakteri pylori. Bakteri H. pylori pada saluran pencernaan
biasanya berperan pada keparahan tukak / borok pada dinding organ pencernaan.
Infeksi Helicobakter
pylori membuat tukak menjadi semakin parah dan sulit untuk disembuhkan.
Dengan tingkat
penyembuhan yang sulit dengan adanya infeksi H. pylori, dibutuhkan terapi
kombinasi beberapa obat secara bersamaan.
Obat ranitidine ini
menjadi salahsatu bagian dalam terapi kombinasi Helicobakteri pylori. Ambil
bagian dalam perannya dalam penekanan sekresi / pelepasan asam lambung.
Sekilas tentang H.
pylori :
Helocobakter pylori
atau bila disingkat biasa disebut H pylori merupakan bakteri golongan gram
negative, memiliki ukuran mikro dan hidup anerob. Mikroaeropilic bakteri ini
ditemukan biasanya di perut.
H pylori pertama di
identifikasi pada tahun 1892 yang ditemukan pada pasien dengan ulkus lambung
dan gastritis kronis. Bakteri ini juga disebutkan berperan dalam berkembangnya
penyakit menjadi duodenum ulkus dan kanker perut.
Akan tetapi bakteri
ini telah menginfeksi 80% orang yang terifeksi bakteri H pylori tidak
menampakkan adanya gejala / keluhan apapun. Dan ada hipotesis yang menyebutkan bahwa
bakteri microaeropilik ini merupakan bakteri yang secara natural ada didalam
ekologi lambung.
Bakteri Helicobakter
pylori mendiami saluran pencernaan bagian atas pada 50% penduduk dunia.
Manfaat Obat Rantidine untuk sebagai terapi Ulkus Gastrointestinal
Obat ranitidine digunakan juga sebagai
penanganan ulkus pada organ pencernaan lambung dan usus. Terutama pada kasus
dimana asam lambung sebagai pemicu, membuat penyembuhan lambat, atau
memperparah tukak.
Manfaat Obat Rantidine sebagai terapi kondisi patologis hipersekresi
asam lambung
Obat ranitidine berperan untuk mengatasi
kondisi patologis seseorang mengalami hipersekresi asam lambung. Dengan
menghambat pelpasan ion H, sehingga pembentukan asam lambung yang berlebihan
dapat ditekan.
Manfaat Obat Rantidine untuk Erosi esofagus
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Erosi adalah luka pd
kulit yg sangat dangkal, hanya mengenai lapisan kulit luar dan mengeluarkan
serum. Sedangkan esofagus diartikan saluran yg menghubungkan dekat dengan
lambung. Atau biasa kita kenal dengan kerongkongan. Menghubungkan makanan
antara mulut dengan lambung. Proses penyaluran makanan dari mulut ke lambung
oleh esofagus melalui mekanisme peristaltik.
Sehingga
erosi esofagus berupa luka pada dinding kulit bagian dalam esofagus yang tidak
dalam. Meskipun tukak ini tidak dalam, akan tetapi cukup untuk membuat tubuh
merasa tidak nyaman.
Manfaat Obat Rantidine untuk pencegahan heartburn
Obat ranitidine digunakan sebagai pencegahan
heartburn. Pecegahan merupakan tindakan agar tidak terjadi, dalam hal ini yang
dicegah agar tidak terjadi adalah heartburn.
Heartburn sendiri dapat dikatakan perasaan /
rasa sakit / panas / seperti terbakar pada daerah pencernaan.
Untuk mencegah terjadinya heartburn, obat
ranitidin diminum sekitar ½ - 1 jam sebelum kita memakan makanan yang memicu
heartburn.
Makanan yang memicu heartburn contohnya adalah
makanan yang asam seperti permen yang memiliki rasa asam, minuman yang memiliki
rasa asam (minuman rasa jeruk). Selain manakan beberapa vitamin dan obat
seperti vitamin C, obat obatan yang mengiritasi lambung kadang kala perlu
diberi pencegahan heartburn sebelum meminumnya.
Penggunaan obat ini untuk pencegahan heartburn
tidak dianjurkan melebihi dari 13 hari penggunaan berturut turut.
Aturan Pakai
Aturan pakai secara umum diminum 2 kali sehari
(2 x 1), namun ada pula yang diminum 1 kali sehari (1 x 2).
Pada pemakaian 2 kalis sehari dosis yang
digunakan sekali minumnya 150 mg atau bila tablet maka sekali minum 1 tablet.
Sedangkan pada pemakaian malam hari, obat ini
diminum setiap malam sebelum tidur.
Untuk pengatasan erosif esofagitis obat
diminum hingga 4 kali sehari, atau bisa juga cukup 2 kali sehari. Hal ini
bergantung dengan tingkat keparahan pasien.
Pada pencegahan heartburn, kita cukup minum
obat ketika kita hendak mengkonsumsi makanan
/ obat yang dapat memicu timbulnya heartburn.
Pemakaian untuk pasien yang tidak bisa
mengkonsumsi obat oral
Pada pasien
tertentu yang tidak bisa menggunakan obat melalui oral atau diminum,
dapat menggunakannya secara parenteral. Jalur pemakaian obat yang digunakan
melalui Intramuskular, dan Intravena intermittent bolus ataupun Infus.
Pemakaian obat melalui intramuskular, obat
dapat langsung digunakan tanpa perlu diencerkan terlebih dahulu.
Obat intravena, tidak perlu pengenceran pada
intermittent bolus,dan intermiten infus.
Sedangkan pada jalur IVP atau IVPB atau IV infusi kontinue memerlukan
pengenceran.
Pengenceran obat menggunakan laruta NS (Normal
saline) atau disebut juga NaCl 0,9% dan D5W.
Penyimpanan Obat Ranitidine
Untuk menjaga agar obat tetap dalam kondisi
baik dan siap digunakan dengan efek yang tetap optimal, obat ini perlu disimpan
pada suhu dan kondisi yang sesuai.
Injeksi dalam vial sebaiknya disimpan pada
suhu diantara 4 – 300C atau dalam satuan fanrenheit sekitar 390F
– 860F. Tempat penyimpanan / wadah sebaiknya melindungi dari cahaya.
Vial yang telah di encerkan dengan NS atau D5W akan stabil selama 48 jam ( dua
hari) pada suhu ruangan.
Hindarkan obat injeksi dari paparan sinar
matahari langsung. Serta terlindung dari kebekuan. Obat injeksi ini tidak boleh
disimpan di freezer yang bisa membuat obat menjadi beku.
Sediaan sirup sebaiknya disimpan pada suhu
ruangan 40C sampai 250C atau dalam satuan fahrenheit berupa suhu dibawah
390F sampai 770F. Wadah sirup sebaiknya melindungi obat
dari cahaya.
Bentuk sediaan tablet
baik disimpan di tempat yang kering dengan suhu diantara 150 – 300C.
Serta pada wadah yang melindungi dari paparan cahaya matahari langsung.
MEKANISME AKSI RANITIDINE
Manfaat dari penurunan
sekresi asam lambung dapat diambil karena mekanisme obat ini berupa menghambat
secara kompetitif histamine pada reseptor H2 yang terletak pada sel parietal
lambung.
Ketika H2 Reseptor sel
parietal dihambat, maka akan berakibat penghambatan sekresi asam lambung,
mengurangi volume lambung serta menurunkan kadar ion hidrogen di dalam lambung.
Obat ini tidak berefek
pada sekresi pepsin, sekresi pentagastrin yang di stimulasi factor intrinsic,
atau tidak terpengaruh pada sekresi serum gastrin.
Obat ini juga bekerja
melalui mekanisme penghambatan sekresi asam lambung basal siang dan nocturnal
(malam hari) yang berperan dalam stimulasi sekresi asam lambung.
FARMAKOLOGI RANITIDINE
Farmakologi obat
ranitidine secara oral absorpsi obat sebesar 50% dari obat yang dikonsumsi.
50% obat yang di
absorpsi (serap oleh tubuh) sudah cukup untuk memberikan efek terapi penekanan
sekresi
Penetrasi obat kedalam
sawar darah otak sangat minimal, sehingga tidak mempengaruhi kesadaran / tidak
menyebakan kantuk.
Obat ini masuk kedalam
asi (air susu ibu), sehingga penggunaan pada ibu menyusui harus hati hati.
Karena obat masuk ke ASI bisa memungkinkan obat juga terminum obat juga.
Waktu paruh / t1/2 adalah waktu dimana
konsentrasi obat dalam darah berkurang tinggal ½ nya. Untuk obat oral dengan fungsi ginjal yang
normal waktu paruh obat ini selama 2,5 – 3 jam. Sedangkan sediaan oral ini
digunakan pada pasien gangguan fungsi ginjal yang memeiliki klirens kreatinin
(Clcr 25 – 35 mL/menit) waktu paruhnya 4,8 jam.
Pada sediaan injeksi intravena untuk pasien
dengan fungsi ginjal normal, waktu paruhnya adalah 2 – 2,5 jam.
Durasi adalah waktu dimana obat itu berefek.
Ketika durasi obat masih masuk dalam durasi efek terapi, maka efek obat masih
dirasakan oleh sang pengguna. Setelah waktu penggunaan obat telah melebihi
durasinya maka efek obat akan menghilang.
Durasi obat ranitidine oral pada dosis tunggal
150 mg penghambatan sekresi asam lambung berlangsung selama 9 jam. Untuk dosis
IntraMuskular (IM) atau IntraVena (IV) dengan dosis 50 g, mampu menghambat 50%
(setengah) stimulasi sekresi asam lambung yang bertahan selama 6 – 8 jam.
Durasi ini berhubungan dengan konsentrasi obat
di dalam darah. Sejak pertama diabsorpsi obat di dalam tubuh mengalami elmiminasi
(obat di keluarkan dari dalam tubuh) secara bertahap. Ketika dosis telah
berkurang dengan jumlah yang banyak dan dosis yang tersisa di salam tubuh tidak
mencukupi untuk tetap meberikan efek terapi. Maka durasi kerja obat tersebut
telah berakhir.
Untuk itulah ada obat yang diminum lebih sari
sekali dalam sehari. Tujuannya agar efek terapi tetap terus dipertahankan
dengan menambah kembali konsentrasi obat melalui minum obat tersebut.
Ranitidine tidak terpengaruh oleh makanan
dalam hal absoprsinya. Konsentrasi plasma Obat ini juga tidak terpengaruh oleh
adanya makanan. Sehingga obat ini dapat diminum saat perut kosong atau bersama
makanan tanpa berpengaruh terhadap efek terapi obat.
Metabolisme obat berada di dalam liver (hati).
Dimetabolisme menjadi berbentuk ranitidine N-oxide, desmethyl ranitidine dan
ranitidine S-oxide. Pada penggunaan oral mengalami metabolisme lintas pertama.
Video Berikut ini tentang farmakologi obat ranitidine ini akan membantu memahami tentang Manfaat Obat ranitidine
Rute Eliminasi Ranitidine
Secara umum dieksresi melalui urin.
Sebagian besar eksresi urin terjadi ketika 6
jam setelah penggunaan.
Pada obat oral sekitar 4 % obat tereliminasi
menjadi ranitidine N-oxide, sebanyak 1 % dieliminasi sebagai Ranitidine S-oxide
dan 1 – 2 % dimetabolisme dalam bentuk desmethyl ranitidine.
Administrasi oral obat ini dieliminasi ke
dalam feses.
Pada administrasi Intravena, sekitar 70% obat
di eksresikan kedalam urin sebagai obat yang utuh (tidak berubah).
Penggunaan pada ibu hamil
Obat ranitidine jika dikelempokkan berdasarkan
tingkat keamanan pada ibu hamil termasuk dalam golongan obat tipe B.
Obat yang termasuk dalam golongan B ini
relatif masih bisa digunakan pada ibu hamil, dengan berkonsultasi terlebih
dahulu dengan tenaga kesehatan.
Dalam tingkatan keamanan obat pada ibu hamil
ada 5 jenis dengan simbol A, B, C, D, dan
X. Tingkatan B beberapa berpendapat masih bisa digunakan pada ibu hamil
dengan mempertimbangkan manfaat serta kerugian penggunaan obat ini. Ketika
manfaatnya lebih besar obat ini dapat dikonsumsi ibu hamil.
Tingkat B menjadi batas obat yang boleh
digunakan pada wanita hamil oleh beberapa ahli. Untuk Tipe C kebawah yakni D
dan X adalah tipe obat yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi wanita hamil.
Sedangkan obat Tingkat A adalah obat yang paling aman untuk ibu hamil.
Tipe Obat X adalah obat yang harus dihindari
atau tidak boleh digunakan untuk ibu hamil. Obat dimasukkan kedalam tipe X
ketika obat tersebut telah terbukti berbahaya bagi janin karena terlah terjadi
kasus gangguan janin pada penggunaan obat tersebut.
Obat ini tidak hanya pada penelitian pada
hewan hamil membahayakan janin hewan uji. Tetapi sebelumnya telah dipasarkan
dan digunakan oleh manusia akan tetapi ternyata banyak laporan terjadinya
gangguan janin pada penggunaan obat tersebut.
Sehingga perlu mengatakan bila mana kita
sedang hamil atau pun menyusui agar obat yang dikonsumsi aman, tidak
membahayakan bayi, janin maupun ibunya.
Penggunaan Obat ranitidine pada Bayi
Pada bayi usia kurang dari 1 bulan (neonatus)
obat ini bentuk oral tidak diketahui keamanannya. Tetapi pada bayi usia diatas
1 tahun obat ini dalam sedsiaan oral (diminum) telah di tetapkan efikasi dan
keamanannya.
Obat parenteral untuk terapi ulkus duodenum
pada bayi usia diatas 1 tahun telah ditetapkan efikasi dan keamaannya.
Penggunaan pada pasien lansia
Pada pasien lanjut usia yang menggunakan obat
ini tidak ada perbedaan dalam hal keamanan dan efikasinya dengan dewasa yang
lebih muda, tetapi peningkatan sensitifitas tidak dapat dihindari.
Pilih dosis secara hati hati.
Gunakan dengan hatihati pada peningkata
frekuensi penurunan fungsi ginjal pada pasien geriatri.