Obat Ranitidin merupakan obat untuk lambung.
Biasanya digunakan oleh penderita maag, tukak lambung dan penyakit lambung
lainnya. Sakit Maag ditandai dengan rasa nyeri di sekitar lambung yang
disebabkan ada luka di dalam lambung. Luka ini bisa terjadi karena adanya
iritasi oleh asam lambung yang sebenarnya secara alami dibutuhkan tubuh dalam
mencerna makanan.
Mengapa asam lambung yang dibutuhkan untuk
pencernaan bisa mengiritasi lambung. Seperti yang kita ketahui bahwa sesuatu
yang baik dalam jumlah berlebihan tidak akan selalu menghasilkan kebaikan.
Konsep ini hampir umum di setiap hal di
kehidupan kita. Salah satu contoh lain adalah makanan, makanan adalah hal baik
yang dibutuhkan tubuh, akan tetapi ketika jumlahnya berlebihan justru akan
membahayakan tubuh. Bahayanya bisa kekenyangan karena kebanyakan makan, atau
banyaknya penyakit degeneratif / kronis yang timbul karena kita memakan zat
tertentu secara berlebihan.
Mengapa asam lambung bisa di produksi
berlebihan. Secara alami asam lambung di keluarkan ke lambung berdasarkan
sinyal sinyal yang dikeluarkan oleh tubuh itu sendiri. Salah satunya adalah
makanan, ketika ada makanan di lambung secara otomatis asam lambung akan
dikeluarkan untuk membantu mencerna makanan tersebut.
Asam lambung dapat juga dikeluarkan karena
kebiasaan, misalnya kita biasa makan jam 7 pagi maka setiap jam 7 pagi asam
lambung akan dikeluarkan ke lambung. Hal ini yang sering memicu terjadinya
maag, makan yang tidak teratur membuat asam lambung meluncur ke lambung tetapi
disana ternyata tidak ada makanan yang dicerna. Kejadian ini yang berlangsung
lama dapat membuat lambung teriritasi oleh sifat asam dari asam lambung yang
mengiritasi.
Setiap orang diciptakan unik, dengan kekhasan
tersendiri. Dalam hal produksi asam lambung tiap orang pun berbeda beda. Ada
orang yang memiliki tipe tubuh yang memproduksi asam lambung berlebihan. Orang
bertipe seperti ini akan lebih beresiko terserang gangguan lambung.
Dipasaran ada berbagai jenis obat asam
lambung, mulai dari herbal dari tanaman serta obat yang memiliki beberapa jenis
dan tingkatan berdasarkan mekanismenya.
Ada obat yang bekerja dengan menetralkan asam
lambung, dan menekan produksi asam lambung. Obat menetralkan asam lambung
bekerja dengan membarikan zat yang memiliki sifat berlawanan dengan asam
lambung sehingga dihasilkan zat yang netral.
Untuk bab web ini kita akan membahas salah
satu obat yang menekan produksi asam lambung. Simak terus ya..
Ranitidin atau dalam bahasa inggris
ranitidine, ada hurup e dibelakangnya. Adalah obat untuk gangguan lambung yang
bekerja menekan produksi asam lambung.
Obat ini menekan produksi asam lambung tetapi
asam lambung tetap diproduksi sehingga tidak menekan produksi asam lambung
secara keseluruhan. Hal ini terjadi karena berdasarkan mekansime penekanan asam
lambung oleh ranitidin ini.
Dipasaran Ranitidi dalam bentuk ranitidin
hidroklorida.
Ranitidin Hidroklorida serbuk mengandung tidak
kurang dari 97,5% dan tidak lebih dari 102% C13H22N4O3S.HCl,
dihitung berdasarkan zat yang telah dikeringkan.
Bentuk dari bahan ranitidin hidroklorida ini
adalah serbuk hablur, berwarna putih pucat, tidak berbau; bahan iti peka
terhadap cahaya dan kelembapan dan melebur pada suhu 1400C
Kelarutan bahan obat dalam air sangat mudah
larut, sedangkan dalam etanol cukup mudah larut, dan tidak larut dalam
kloroform.
Larutan Ranitidin 1% dalam air memeiliki pH
4,5 – 6
Rumus kimia dari Ranitidin HCl : C13H22N4O3S.HCl.
N-[2-[[[5-[(Dimetilamino)metil]-2-nitro-1,1-etanadiamina,
hidroklorida adalah nama kimia ranitidin hidroklorida.
Penyimpanan serbuk ranitidin HCl pada wadah
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari.
Penyimpanan Tablet Ranitidin HCl di tempat
bersuhu dibawah 300C, dan terlindung dari cahaya.
Fungsi Obat Ranitidin
Obat Untuk Saluran Pencernaan. Obat ini
diperuntukkan untuk gangguan pecernaan terutama pada lambung.
Beberapa fungsi dari ranitidin HCl diantaranya
:
a. Terapi jangka pendek dan pemeliharaan untuk
tukak lambung, tukak duodenum, tukak ringan aktif.
Obat ini digunakan untuk penanganan tukak
(luka di lambung atau duodenum) yang masih relatif ringan tingkat keparahannya.
Penggunaan obat ini untuk jangka waktu yang pendek.
b. Terapi jangka pendek dan pemeliharaan untuk
refluks gastroesofagus dan esofagitis erosif.
Digunakan untuk terapi jangka pendek dan
terapi pemeliharaan (mencegah kekambuhan) pada gangguan refluks gastroesofagus
dan esofagitis erosif. Refluks disini adalah keluarnya asam lambung dari
lambung, biasanya asam lambung naik keatas yang dirasakan berupa rasa panas di
perut hingga dada.
Refluk bisa terjadi salah satunya karena makan
terlalu banyak, dan tidur setelah makan.
c. Terapi jangka pendek dan pemeliharaan
kondisi hipersekresi patologis.
Digunakan pada terapi jangka pendek dan
pemeliharan pasien yang mengalami hipesekresi asam lambung karena kondisi
patologis tubuh.
d. Sebagai bagian regimen multiterapi
eradikasi H. pylori untuk mengurangi risiko kekambuhan tukak.
Ranitidin ini juga digunakan dalam terapi
kombinasi bersama dengan obat tukak lambung lain pada kasus tukak lambung yang
diperparah infeksi bakteri H.pulori untuk meminimalisir resiko kekambuhan.
e. Meringankan heartburn, acid indigestion,
dan lambung asam.
Kadang kala obat ini digunakan sebagai
pencegahan ketika kita harus menggunakan obat obatan yang memiliki sifat
mengiritasi lambung seperi obat golongan NSAID. Terutama pada penderita yang
memiliki riwayat dan resiko gangguan lambung.
Mekanisme Obat Ranitidin
Obat ini termasuk obat gangguan pencernaan
dalam golongan H2 Blocker.
Cara kerja ranitidin HCl dengan memblock
secara kompetitif reseptor H2 pada sel parietal lambung sehingga menghasilkan
pengurangan produksi asam lambung. Yang dimaksud memblock secara kompetitif
adalah dalam menempati reseptor akan bersaing dengan zat asli.
Ketika zat asli yang berhasil menempati
reseptor H2 akan dihasilkan asam lambung, sedangkan ketika obat yang berhasil
menghinggapi reseptor H2 akan terjadi penghambatan produksi asam lambung.
Secara lebih detail, Ketika obat menempati
reseptor H2 volume lambung dan konsentrasi ion hidrogen akan berkurang.
Sedangkan ion hidrogen tersebutlah yang nanntinya akan membentuk asam lambung.
Obat ini cukup selektif pada reseptor H2,
sehingga tidak mempngaruhi sekresi pepsin, sekresi faktor intrinsik yang
distimulasi oleh penta-gastrin, atau serum gastrin.
Video ini akan memberikan gambaran tentang cara kerja Obat Ranitidin
Aturan Pakai Obat Ranitidin
Aturan pakai / dosis ranitidin HCl yang
digunakan bergantung dengan keparahan gangguan pencernaan yang dialami.
Aturan minum obat ini secara umum : 2 x sehari
pagi dan malam atau 1 kali sehari malam sebelum tidur. Pada penggunaan 1 kali
sehari malam biasanya dosis lebih besar dari dosis yang 2 x sehari.
Dosis Umum pada Pasien Dewasa Ranitidine HCl
{2 x sehari, sekali minum 1 tablet 150 mg,
diminum pagi dan malam}
Atau {1 kali sehari, sekali minum 300 mg (2
tablet), diminum malam sebelum tidur}.
Dosis maksimal yang dapat digunakan dosis sampai
dengan 6gram / per hari.
Golongan Obat Ranitidin
Obat Golongan Ranitidine H2 Blocker.
Obat Golongan H2 Blocker ini ada beberapa
jenis tidak hanya Ranitidine HCl. Obat dalam golongan ini memiliki mekanisme yang
sama dalam hal menekan produksi asam lambung.
Beberapa obat obat gangguan lambung yang
termasuk golongan H2 Blocker :
- Famotidin / Famotidine
- Simetidin / Cimetidine
Obat Lambung selain Obat Ranitidin
Ada beberapa jenis obat saluran pencernaan
yang berhubungan dengan asam lambung. Obat obat berbeda golongan ini mengatasi
kelebihan asam lambung melalui cara yang berbeda beda.
Ada obat yang bekerja menetralkan asam lambung
yang bersifat asam ini. Sifat asam ini yang mengakibatkan iritasi / peradangan
pada lambung kita. Obat lain bekerja dengan menekan produksi asam lambung. Dan
ada juga obat lambung yang beraksi dengan melapisi lambung. Serta ada pula obat
yang bekerja dengan menghambat sekresi asam lambung disertai melindungi mukosa
saluran pencernaan.
a. Obat Asam Lambung Antasida (Mentralkan asam
lambung)
Sifat asam lambung yang keras membuat luka di
dinding lambung atau duodenum. Untuk menetralkan sifat asam dari asam lambung
kita dapat menggunakan obat golongan antasida.
Obat Antasida secara umum memiliki sifat basa,
pertemuan senyawa asam dengan basa ini yang kemudian akan menetralkan sifat
keras / korosif dari asam lambung.
Obat ini tidak diserap oleh tubuh, obat
bertahan dilambung kemudian ikut keluar bersama proses pencernaan.
Antasid Diminum saat perut kosong. Yaitu saat
1 jam sebelum makan dan 2 jam setelah makan.
Dipasaran ada banyak jenis obat antasida.
Untuk di Indonesia antasida yang ditetapkan oleh pemerintah melalui DOEN
(Daftar Obat Esensial Nasional) dan digunakan dalam obat generik adalah
antasida jenis kombinasi Aluminium Magnesium Hidroksida (AlMg).
Antasida AlMg ini biasa disebut antasida doen.
Tersedia dalam bentuk tablet dan suspensi.
Untuk obat patennya, biasanya antasida AlMg
dikombinasikan dengan obat yang berfungsi mengurangi kembung seperti simetikon,
dimetilpoliksiloksan.
Obat AlMg antasida ini tidak bisa di minum
bersama obat lain tanpa di pelajari terlebih dahulu. Hal ini disebabkan sifat
obat ini yang dapat mengikat obat lain, yang berakibat menurunkan penyerapan
obat lain yang digunakan bersama antasida. Penurunan obat yang mampu diserap
tubuh dari dosis yang telah ditetapkan menghasilkan efek terapi obat yang tidak
tercapai.
Pengatasan pengikatan obat lain oleh antasida
dengan cara memberi jarak minum kedua obat.
Cara yang cukup baik menurut saya obat lain
dari antasida diminum terlebih dahulu, setelah 1 atau dua jam baru diminum obat
antasidanya.
Alasan rekomendasi diatas karena : Seperti
yang kita ketahui bahwa obat antasida ini tidak diserap oleh tubuh. Antasida
doen akan tetap didalam pencernaan sampai proses pencernaan selesai dan
mengikuti makanan untuk selanjutnya menuju pembuangan.
Berbeda dengan obat lain yang kemungkinan
bekerja secara sistemik atau diserap oleh tubuh. Dapat diasumsikan obat yang diserap
oleh tubuh akan lebih cepat diserap oleh tubuh dan menghilang dari lambung,
sehingga ketika antasida datang obat telah diabosrpsi oleh dinding lambung
menuju tahap selanjutnya.
Untuk aturan pakai obat antasida secara umum
diminum 3 – 4 kali sehari, saat perut kosong. Bisa 1jam sebelum makan atau 2
jam setelah makan.
Contoh Beberapa Antasida Lain, yang mungkin
anda temui di sekitar anda.
Antasida selain antasida doen yang memiliki
kandunga AlMg memiliki kandunga
Natrium bikarbonat, serta Antasida dengan
Kandungan Bismut dan Kalsium
-CaC03
-NaC03
-K.HCO3
-NaHCO3
-MgO
-Dihydroxyaluminium
Aminoacetate
b. Obat
Asam Lambung Menekan Produksi Asam lambung golongan Proton Pump Inhibitor
(PPI).
Obat golongan PPI ini berbeda mekanisme dengan
obat Ranitidin dan golongannya H2 blocker. Aksi penghambatan obat ini berada di
tahap akhir dari proses pembentukan asam lambung.
Dibandingkan ranitidine mekanisme penekanan
asam lambung obat golongan Penghambat Pompa Proton ini lebih kuat. Biasanya
digunakan ketika penggunaan ranitidin belum memberikan efek, maka obat
ditingkatkan menjadi menggunakan obat PPI ini.
Aksinya menekan pompa proton, mengakibatkan
tertahannya pelepassan proton H+ kedalam lambung. Jika proton H+
lepas kelambung dan bertemu dengan Clor (Cl) akan bergabung menghasilkan HCl
yang merupakan rumus kimia dari Asam Lambung. Dengan penekanan pompa proton ini
mecegah pembentuka asam lambung.
Pengikatan Obat PPI dengan reseptor pompa
proton bersifat ireversible, artinya setelah setelah terikat dengan obat,
ikatan obat dengan reseptor tersebut tidak dapat lepas kembali. Sehingga efek
penekanan asam lambung akan terus terjadi dalam waktu lama. Efek ini akan
terjadi sampai reseptor ini dieliminasi oleh tubuh dan digantikan oleh reseptor
yang baru sehingga efek akan berhenti.
Aturan pakai obat golongan ini secara umum 1
kali sehari, hal ini karena efek nya yang panjang sehingga penggunaan 1 kali
sehari efeknya dapat panjang sampai seharian.
Contoh Obat obat golongan Proton Pump
Inhibitor (Penghambat Pompa Proton)/ PPI :
Omeprazole
Lanzoprazole
Pantoprazole
c. Obat Asam Lambung yang bekerja Melapisi
Lambung
Obat ini bekerja dengan melapisi lambung
sehingga mengurangi efek korosif dari asam lambung. Dapat digunakan bersamaan
dengan obat lambung lain untuk saling menguatkan efek penekanan gangguan
lambung.
Contoh obat Lambung yang bekerja melapisi
Lambung
d. Obat Kelas Terapi Prostaglandin bekerja
Menghambat sekresi asam lambung dan melindungi mucosa saluran cerna
Obat ini termasuk
dalam sebagai analog prostaglandin. Efek hambatan sekresi asam lambung
dihasilkan karena aksinya secara langsung merangsang histamine pada sel
parietal sehingga mencegah sekresi asam lambung.
Sedangkan efek
perlindungan mucosa saluran pencernaan, dihasilkan karena obat ini dapat
merangsang peningkatan keluarnya mukosa (lendir di lambung dan usus). Ditambah
stabilisasi membrane mukosa, perlindungan proliferasi submukosa, meningkatnya
aliran darah menuju mukosa.
Meminum Obat ini
bersama makanan dapat menurunkan kecepatan penyerapan misoprostol. Selain itu
meminumnya bersama antasida juga dapat menurunkan kecepatan penyerapan. Yang
berakibat penurunan konsentrasi obat analog prostaglandin.
Efek obat ini bekerja
(durasi) selama kurang lebih selama 3 jam. Durasi ini juga dapat bergantung
dengan dosis obat yang diberikan.
Efek samping obat yang
umum dari analog prostaglandin berupa diare, nyeri perut.
Salah satu contoh obat
golongan Prostaglandin ini adalah
Bila dilihat dari mekanismenya
maka dapat dikatakan antasida adalah obat pilihan pertama ketika kondisi
penyakit masih ringan. Bila antasida belum dapat mengatasi dapat ditambahakan
Obat H2 Blocker (Ranitidin). Dan bila masih belum teratasi dapat digunakan obat
golongan PPI (Proton Pump Inhibitor).
sehingga secara urutan seperti dibawah ini :
Antasida –> H2 Blocker
-> PPI